Kamis, 08 Januari 2015

Mendadak Emak-Emak

Membaca judul entry kali ini mengingatkan saya dengan judul film layar lebar bergenre komedi yang berjudul serupa (tapi tak sama, pastinya). Tidak perlu saya sebutkan judulnya pasti sudah tahu lah ya..., apalagi theme song nya pernah booming banget ;p
...
Jadi ini cerita soal apa?
Sekuel film itu kah?
Ehmm..
Bukan. Ini semacam sebuah refleksi diri. Berawal dari sesuatu yang sepele, tetapi ternyata mampu menyadarkan saya tentang sesuatu yang bisa dibilang "esensial" dari seorang perempuan :).
...
Berawal di suatu siang yang hujan, cuaca mengundang malas, didukung dengan status saya yang pengangguran (tidak) banyak acara maka lengkaplah sudah... (ngg..entahlah..apanya yang "lengkap" .__.a). Yang jelas saat itu saya tengah dilanda kebosanan, dan pada akhirnya menjadikan tv sebagai pelarian (meskipun acara acara tv terkadang malah dapat memperparah rasa bosanmu itu).
...
Setelah gonta ganti channel , mulai dari berita siang, infotainment yang isinya cuma gosip, sinetron cengeng, film film dokumenter di natgeo, dan sebagainya, pada akhirnya saya berhenti pada suatu channel yang entah mengapa acaranya pada saat itu membuat saya tertarik dan penasaran.
Acara apa?
Sinetroonnn! Lebih tepatnya semacam FTV tapi ceritanya sinetron banget! jujur, saya orang yang sinis dengan sinetron sinetron di negeri ini. Alasannya? Tau sendirilah.. (kecuali anda penggemar sinetron). Entah mengapa. Mungkin karena dari kecil saya juga tidak pernah melihat sinetron dan ibu saya sendiri juga tidak suka nonton sinetron.
...
Ceritanya klise, seputar masalah percintaan tokoh utama yang diintervensi oleh keluarganya dengan alur dan ending yang sangat mudah di tebak! (pernah ada nggak sih, sinetron negeri ini yang plot nya rumit dan endingnya twist? Sepertinya tidak ;p).
Tapi entah mengapa, saya jadi terbawa dalam alur ceritanya. Mendadak jadi geregetan dengan tokoh antagonisnya, merasa iba dengan tokoh protagonisnya, dan tiba tiba excited dengan scene scene percintaan (yang sebenarnya picisan) antara tokoh utama dan lawan mainnya.
Membuat saya merasa jadi emak-emak yang suka liat sinetron =__="
...
Hmmm..
mungkin saya sudah kemakan omongan sendiri kali yah ;p
...
terlepas dari apakah saya kemakan omongan atau tidak, hal ini membuat saya jadi sedikit "tersentil". Memang begitulah  perempuan. Pada hakikatnya perempuan memang terlahir sebagai mahkluk yang lebih banyak menggunakan perasaannya, dan lebih emosional. Sekalipun seorang perempuan itu cuek, tomboy, ataupun perempuan yang dibilang sebagai perempuan "kuat" bahkan mereka yang mendeklarasikan dirinya sebagai seorang "independent woman" sekalipun tidak bisa menghindar dari hakikat yang satu ini. Bahwa mereka terlahir sebagai mahkluk yang "halus" (tolong jangan berpikiran tentang mahkluk halus yang gaib apalagi "halus halus" lainnya ;3 ).
Bahwa suatu saat mereka juga akan kembali pada kodratnya sebagai seorang perempuan, salah satunya ya menjadi "emak-emak" yang tadi,
atau setidaknya akan ada satu saat, sekali dalam kehidupan mereka, akan muncul keinginan itu. Keinginan yang bisa dibilang "keinginan sejati" seorang perempuan.
Yah..
kecuali takdir berkata lain :).
...
Saya tidak bisa berbicara banyak tentang "bagaimana itu perempuan" dari kacamata psikologis apalagi filosofis. Saya sendiri bukan orang yang punya kapasitas di bidang itu, ini hanya sekedar opini pribadi yang saya bagikan, sebuah pemikiran (yang mungkin) absurd , terinspirasi dari hari hari menganggur saya ;).

ps : semoga tulisan ini tidak mengundang protes dari feminis-feminis di luar sana :)